A. Seni Sebagai Alat Pendidikan
Pendidikan seni merupakan sarana untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Seni merupakan aktifitas permainan, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian dapat dikatakan seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Pendidikan Seni Rupa adalah mengembangkan keterampilan menggambar, menanamkan kesadaran budaya lokal, mengembangkan kemampuan apreasiasi seni rupa, menyediakan kesempatan mengaktualisasikan diri, mengembangkan penguasaan disiplin ilmu Seni Rupa, dan mempromosikan gagasan multikultural.
Pendidikan Seni Rupa sesungguhnya merupakan istilah yang relatif baru digunakan dalam dunia persekolahan. Pada mulanya digunakan istilah menggambar. Penggunaan istilah pengajaran menggambar ini berlangsung cukup lama hingga kemudian diganti dengan istilah Pendidikan Seni Rupa. Materi pelajaran yang diberikan tidak hanya menggambar tetapi juga beragam bidang seni rupa yang lain seperti mematung, mencetak, menempel dan juga apresiasi seni. Tujuan pengajaran menggambar di sekolah adalah untuk menjadikan anak pintar menggambar melalui latihan koordinasi mata dan tangan.
B. Bermain Sebagai Bentuk Ekspresi Kreatif Bebas Bagi Anak
Permainan adalah ekspresi tentang hubungan si anak dengan seluruh kehidupan. Sifatnya spontan dan timbul dengan sendirinya. Segala bentuk permainan, kegiatan jasmani, pengulangan pengalaman, fantasi, permainan dalam kelompok dan lainnya merupakan gerakan. Gerakan yang berusaha mencari perpaduan antara proses mental dan gerak fisik. Permainan menyangkut juga kegiatan seni. Permainan bisa dikembangkan menjadi empat sesuai dengan empat fungsi mental.
1. Dari segi perasaan, permainan dapat dikembangkan dengan latihan-latihan penjiwaan kearah drama.
2. Dari segi intuisi, dikembangkan dengan latihan, latihan ritmis, ke arah tari dan musik.
3. Dari segi sensasi, dapat dikembangkan dengan cara mengekspresikan diri ke arah disain plastis atau visual.
4. Dari segi pikiran, dikembangkan dengan kegiatan-kegiatan konstruktif ke arah keahlian.
C. Integrasi Seni dengan Studi Lain
1. Pemanfaatan benda-benda di sekeliling siswa untuk pembelajaran matematika di Sekolah Dasar
Pembelajaran matematika di Sekolah Dasar dapat dilaksanakan dalam kelas maupun diluar kelas. Dalam melaksanakan pembelajaran matematika hendaknya guru mengkaitkan teori pembelajaran dengan perkembangan anak. Mengingat siswa SD masih berada pada taraf operasi konkrit, guru hendaknya dapat pembelajaran matematika.
2. Strategi Pembelajaran Apresiasi Puisi di Sekolah Dasar
Kegiatan belajar mengajar apresiasi Sastra Indonesia mengarah kepada peningkatan kemampuan penalaran, kehalusan perasaan, imajinasi, serta kepekaan terhadap masyarakat dan lingkungan sosial budaya Indonesia.
3. Pemanfaatan Lingkungan Sebagai Sumber Bahan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar
Pemanfaatan lingkungan sebagai sumber bahan belajar, sangat membantu guru dalam pembelajaran IPS di SD. Sumber bahan pembelajaran berupa lingkungan meliputi lingkungan sosial, lingkungan alam, lingkungan agama, lingkungan budaya dan lingkungan manusia atau sumber.
4. Pola Pengajaran Pendidikan Jasmani di Sekolah Dasar
Pengajaran pendidikan jasmani merupakan bagian dari pendidikan secara umum. Pelaksanaan pembelajarannya ditekankan pada aktivitas fisik. Aspek pencapaian yang paling dominan adalah Ranah Psikometri.
5. Penerapan Metode Discovery – Inquiri dalam Pengajaran IPA di Sekolah Dasar
Metode discovery – inquiri adalah salah satu metode pengajaran yang memungkinkan siswa terlibat secara aktif menggunakan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip materi yang sedang dipelajari.
Komentar
Posting Komentar