Langsung ke konten utama

Red Baron

Red Baron 


Batu Red Baron atau juga disebut bangsawan merah, terdengar seperti sesuatu yang berasal dari luar negeri. Padahal batu ini asli batuan dari Nusantara. Batu ini diidentikkan dengan batu para bangsawan. Batu akik Red Baron adalah tergolong jenis batu Calchedony yang terkenal indah dan bisa didapatkan di wilayah Pacitan. Tingkat kekerasan di atas 7 skala mohs. Batu dengan warna merah seperti Red Baron juga ditemui di Bengkulu dan Baturaja (http://batamnews.co.id). 

Batuan jenis ini memiliki banyak warna dan rupa dalam corak batu akik yang ditampilkannya. Dari mulai warna putih, merah, ungu, kuning dan lain-lain. Khusus untuk Red Baron adalah yang memiliki warna merah tua dan memiliki kualitas yang super. Warna merah yang tampak pada Red Baron kualitas super adalah warna merah tua yang dekat dengan warna kebangsawanan, dimana proses kristalisasi batu sudah terjadi sempurna. Disebut Red Baron juga dikarenakan oleh konon para raja dan bangsawan pada masa lampau menggunakan batu akik jenis Red Baron (http://batamnews.co.id). 

Batu Red Baron asli Pacitan hanya terdapat di sekitar Sungai Maron, yang terletak di Desa Dersono, Kecamatan Pringkuku. Susahnya mendapatkan bahannya lantaran daerah ini termasuk ke dalam kawasan cagar alam. Dengan adanya permintaan yang tinggi terhadap batu akik ini, sedangkan barang yang beredar sedikit bahkan tidak tersedia membuat harga Red Baron akhir-akhir ini menjulang tinggi (http://batamnews.co.id).

Varian Red Baron (Koleksi Deni S. Jusmani)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Apresiasi dan Interpretasi Karya Seni

APRESIASI Feldman (1967) dan Smith (1967) mengelompokkan aktivitas apresiasi seni berdasarkan kepada proses persepsi dan intelektual melalui empat tahap, yaitu:  a. Menggambarkan  Mengamati hasil karya seni dan menggambarkan sifat-sifat yang terlihat, seperti: warna, garis, bentuk, rupa, tekstur, bidang, ruang, jalinan dan elemen-elemen gubahan yang termasuk sebagai prinsip dan struktur. Menggambarkan pada ranah lain dapat disebut sebagai mendeskripsikan tentang suatu bentuk atau tema dari sebuah gambar ekspresi. Menggambarkan dapat dilihat sebagai usaha untuk membaca hasil dari aktivitas anak-anak ketika menceritakan sesuatu kepada orang lain melalui karya seni.  b. Menganalisa  Menganalisa hubungan sifat-sifat tampak seperti unsur-unsur seni, prinsip, dan stuktur. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu: menganalisa kualitas ekspresif, seperti: mood dan suasana; menguraikan gaya suatu karya. Beberapa bagian karya gambar ekspresi akan menampilkan r

KARAKTERISTIK KARYA SENI RUPA ANAK

KARAKTERISTIK KARYA SENI RUPA ANAK A. TIPOLOGI Tipologi merupakan gaya atau corak yang dapat diamati melalui hasil gambar anak. Menurut Herbert Read, gambar anak berdasarkan gayanya dibedakan menjadi 12 macam, yaitu: 1. Organic Berhubungan langsung dengan objek nyata, lebih suka obyek dalam kelompok daripada tersendiri, sudah mengenal proporsi dan hubungan organis yang wajar. Ciri khususnya hanya terdapat satu unsur. 2. Lyrical (Liris) menggambar obyek realistis tetapi tidak bergaris. Obyek yang digambarkan statis dengan warna yang tidak mencolok. 3. Impressionism Mementingkan detail yang dilihat dari obyek. Di dalam gambar ini lebih diutamakan kesan “suasana”. 4. Rhytmical Pattern (Pola Ritmis) Menggambar pengulangan dari satu obyek yang dilihat. Sifatnya bisa organis atau liris dan selalu mengikuti pola umum (realistis). 5. Struktural Form (Bentuk yang bersusun) Objek mengikuti rumus ilmu bangun yang diperkecil menjadi satu rumusan geometris.

KONSEP SENI Bagian Ke-2

Aspek Fisik, Isi, Estetik dan Nilai Seni jika dipandang dari segi bentuk dan dimensinya terdapat karya seni dengan dua dimensi dan tiga dimensi. a. Pada karya dua dimensi, suatu yang nampak datar juga mempunyai kesan-kesan volume, kedalaman dan ruang, namun hanya tipuan pandang semata. Karya seni dua dimensi disebut semi visual, karena diserap oleh indra penglihatan. b. Karya seni tiga dimensi disebut juga karya seni spasial , karena terdapat tiga dimensi yang harus benar-benar diperhatikan. Dalam seni tiga dimensi, pelaku seni melibatkan indra gerak dan raba. Pada dekade selanjutnya, para peneliti keindahan ,terutama di Jerman, menghimpun pola-pola melalui pemasangan komponen komponen sederhana, mengukur kompleksitas dan bagaimana sistematika pengaturannya, sehingga nilai keindahan sebuah objek dapat dinilai. Namun cara penyelidikan ini tidak sangat berhasil. Banyak seniman menemukan figur yang indah, sebagai pekerjaan Seni yang nyata, tetapi tidak harus/dapat dikai